Kamis, 27 November 2014

Sebelum kamu cemburu.

Sebelum kamu cemburu, aku akan jujur bahwa kamu bukanlah yang pertama. Karena yang pertama adalah ia yang suaranya kudengar saat pertama menghirup udara dunia.

Sebelum kamu cemburu, aku akan jujur bahwa kamu adalah lelaki kedua yang aku cinta, bahkan mungkin ketiga, karena yang pertama adalah dia yang menjagaku dari luka hati karena mencinta, dan berikutnya adalah ia yang menjagaku karena ia lebih tua.

Sebelum kamu cemburu, aku harus jujur bahwa di hatiku tak hanya kamu yang bertahta. Karena raja di hatiku tetaplah ia yang gelisah saat aku mulai panas dan demam.

Sebelum kamu cemburu, aku harus jujur bahwa dialah dulu yang segalanya, baru kamu. Dialah yang pertama kusebut dalam doa, setelahnya baru kamu.

Sebelum kamu cemburu, aku harus jujur bahwa pelukanmu bukan yang pertama kurindu. Pelukannya di pagi hariku adalah pelukan yang begitu kurindu, jauh sebelum kamu ada dan memelukku.

Sebelum kamu cemburu, aku ingin kamu tahu, bahwa kamu dan dia kucinta dengan berbeda. Dengan kadar yang tak mampu kukira. Dengan rasa yang tak terjabar oleh kata.

Sebelum kamu cemburu, aku ingin kamu tahu bahwa cintaku takkan habis padanya sekalipun kamu ada dan memberi cinta. Bagiku kamu selalu yang kedua, dan dialah yang pertama. Selalu dia yang pertama.

Dialah lelakiku, lelaki pertamaku. Lelaki yang kupanggil ayah. Lelaki yang rela berlelah untukku. Lelaki yang bahagia melihat langkah pertamaku. Lelaki yang menggendongku di pundaknya. Di pundaknya yang selalu jadi tumpuanku.

Dialah lelaki yang tak pernah melukai hatiku, sedikitpun sejak kelahiranku. Dialah yang kucinta selamanya, sepanjang usiaku.

I miss you, Dad. I Love you forever

Kamis, 08 Mei 2014

Langit

Akhir-akhir ini aku suka melihat langit, memastikan awan mewarnainya atau mendung menyelimutinya, atau Tuhan membiarkannya biru sebiru lautan lepas. Entah mengapa aku kini sering melakukannya. Mungkin karena aku sedang memperbaiki hubunganku dengan Tuhan. Hubunganku memang agak renggang sebelum saat ini. Bukan karena Dia yang menjauh, tapi aku yang memilih untuk bersembunyi dari-Nya, memilih jalan gelap yang ternyata jauh dari jalan-Nya.

Melihat langit meneduhkan hatiku, menuntun pikirku untuk menjelajah jalan demi jalan pada memori masa laluku. Betapa Tuhan begitu baik menuntunku kembali pada-Nya, menundukkan diri sebagai hamba dan menangis meratapi kebodohan masa lalu. Masa lalu itu tak begitu kelam, tetapi menyimpan bunga-bunga hikmah yang satu per satu tangkainya kini dapat mulai kupetik. Bunga-bunga itu kusimpan dalam vas berbentuk hati dan kusiram selalu dengan doa.

Langit biru disana diarsir awan putih, disinari cahaya matahari yang menawan. Beberapa hari ini cuaca cukup panas. Ah, sejenak bersyukur saat ini sudah tidak tinggal di Ibukota, apakah disana sepanas kota kecil ini? Kota kecil yang telah mewarnai hariku, kota kecil dengan langit indah di kala siang. Kota dengan angin sore yang menyenangkan. Tak terasa sudah hampir 5 tahun tinggal di bawah langit kota ini namun tak pernah memperhatikan langit seperti saat ini.

Biru, biru, biru
Kupandang langit dengan terpaku
Tiba-tiba saja teringat akan dirimu
Apakah kamu melihat langit yang sama denganku?
Langit indah yang menggoreskan namamu
Langit yang menampakkan kerinduan,
 yang kini kian mendalam
kekasih,
pantaskah kau kupanggil begitu?

Pernahkah sejenak membayangkan bagaimana jika langit berwarna merah? Bila senja datang kadang warna ini yang kita lihat di langit. Indah bukan? Dan sebentar saja kita kan larut kedalamnya bagai air yang diaduk bersama sirup merah yang manis. Bagaimana jika langit berwarna hijau? Melihat ke atas bagaikan melihat hamparan rumput luas yang asri. Jujur aku tak terlalu suka warna hijau. Aku lebih suka warna merah. Tetapi bila langit berwarna merah akankah ia kan tampak lebih mewah? Atau justru tampak menakutkan untuk dilihat? Kalau begitu biarkan langit berwarna biru!

Lamgit yang kulihat hari ini masih sama dengan langit yang kulihat 5 tahun yang lalu. Namun kini langit memiliki sejuta cerita, tentangku, tentangmu, tentang mimpi, tentang hati, dan itu adalah tentang kita.